Balutan kemeja yang setengah menyerpih
Dengan lipatan pelik setiap lengannya
Ngarai menoda yang selalu sertai
Dengan tetesan peluh yang lama menjadi danau
Tak luput juga kantong dosa pendustaan,
kebohongan
Yang tiap hari tak pernah lupa kau isi,
walau hanya satu mungkin beberapa
kepingan kecil logam dosa.
Tangan yang selalu menengadah mohon ampunan
Tapi diri tak kunjung sadar
Kau sucikan jiwamu dan nodai lagi
Karena inilah sesungguhnya
Kehidupan insan yang sedang berjalan
No comments:
Post a Comment