Tenggang mendamba berpaling
Dengan dentuman berkejaran
Kehidupan separuh sengau
Dalam sorot mata tajam bertaut
Wahai disana,
yang sedang bertumpu bergidik
Alunan sendu bertabu musikmu
Dengan senyuman licik bersembunyi
Sehelai rombengan kain tampak kuyup
Raut misterius penuh bengis
Wahai disana...
siapa kau?
Dalam lamat yang lama memucat
Deruan kejam yang sempat mendarat
Tampakanlah nyata dirimu!
Jangan hanya berkutik dalam kekurangan
Rasa iri yang mendalam
Dengan dua muka kebohonganmu
Ungkaplah kata sebenarnya,
dari sanubari yang terpojok bimbang
No comments:
Post a Comment