Holla!

Loving peace, keeping peace, spreading peace ☮

Wednesday, October 19, 2011

It Reminds Me


I like when the rain was falling in
I love it's voice
The smells of the ground
The cold air,
that i could inhale deeply
It reminds me,
about our last moment,
our feeling that bind

Together, with gloomy clouds above us
But our feeling keeping bright under it
Rainbow smile with shy,
in every sides of their colors

Near rivers,
the birds song
With the sounds of calm splashing water
It reminds me
When we were here
Under a shady tree,
with friendly foliage welcoming
It reminds me

Tuesday, October 18, 2011

Goodbye For Us

It's hard,
our story
between three people
who like each others
there is a secret, that hiding on
that I don't know
that bind you both

Happen,
for the second times
It seems like it never happens
You hiding it
You try to cover it
Could you always cover it, with your wild mouth?
No, you couldn't

It looks clearly in your eyes,
your liar eyes

Have you ever feel like I am?
Pain that hurt you?
My broken lungs, broken soul
Do you both feel the same?

Now, please
Let me alone, leave me alone.
You messed all my minds
Please go, from my calm life.
"Goodbye" the last word that I could say

Monday, October 17, 2011

Sekilas tentangku ;)

-Ini pendapat dari temen-temen, orang lain yang mengenalku.Yang udah lama kenal maupun yang baru aja kenal. Ini sekilas tentang diriku ;)

Inilah aku...
Penuh kebodohan, dengan sedikit kemampuan dan keseriusan. Masih peduli walau terkadang sering mengabaikan hal yang penting. Mudah menangis karena mudah terbawa perasaan dan suasana. Aku, misterius (pendapat sebagian orang), susah ditebak, nggak menentu. Terkadang mudah emosi, tapi mudah luluhnya. Dulu aku mudah dibohongi, mau dimanfaatin. "Tapi aku sekarang udah bisa berpikir lebih dewasa, aku nggak mau dimanfaatin seenaknya." Aku kadang malu sama diriku sendiri, aku nggak PD, entah kenapa. Tapi pada akhirnya juga sadar, "Ngapain aku malu sama diriku sendiri? Itu nggak seharusnya, karena aku punya kelebihan yang orang lain nggak punya."
Sekarang, aku nggak mau mempermaluin diriku sendiri, aku nggak mau malu sama apa yang udah Tuhan anugerahkan padaku.
Aku itu beda, aku nggak mau disamain seperti lainnya. Aku mau menampilkan suatu warna baru, aku mau jadi unik. "AKU MAU JADI YANG BERBEDA, TIDAK ADA YANG MENYAMAI !"
Aku termasuk setengah 'pendiem' setengah 'overact' lah. Kadang aku berlebihan, berlebihan banget. Tapi kadang diem, bener-bener diem. Aku aneh, ya emang, dan aku mengakuinya. Aku merasa nyaman sama keanehanku ini. Karena itu nggak mengganggu aku maupun orang lain. Selama itu wajar, itu masih bisa diterima dan nggak memalukan.
Aku 'enjoy' sama sikapku selama ini. Kadang ada teguran, saran. Aku terima, dan sedikit demi sedikit aku introspeksi diriku  sendiri. Walau nggak sepenuhnya aku bisa berubah, yah seenggaknya ada niatan.
"So, be yourself. Jangan pernah malu sama dirimu sendiri. Coba syukuri apa yang udah Tuhan kasih sama kamu. Make all people proud of you."
Sekian. Terimakasih

Ragaku Menyendiri

Saat riuh cahaya berdesakan
Dalam temaram malam yang menyibak
Pepohonan yang diam-diam tumbuh berhenti
Dengan makhluk yang kaku tak berderak

Apa yang terjadi?
Tak satupun yang berkutik menghibur
Seseorang yang aku butuhkan,
tak lagi tampakkan dirinya
Lagu dengan dentuman kencang itu,
kini perlahan menjadi sendu setengah parau
dan kian lama tak berbunyi

Adakah yang salah saat ini?
Mengapa semua terdiam?
Terpaku tak menau
Dengan lorong nadi penuh histeri
Dimensi lain yang mulai jamahi
Prosenium yang penuh gempita tadi,
lambat laun mulai terpaku sengau
Ikut melarut dalam kelu,
ragaku yang mati
Inilah jiwaku, saat ku menyendiri

Thursday, October 13, 2011

Kehidupan Sebenarnya

Balutan kemeja yang setengah menyerpih
Dengan lipatan pelik setiap lengannya
Ngarai menoda yang selalu sertai
Dengan tetesan peluh yang lama menjadi danau

Tak luput juga kantong dosa pendustaan,
kebohongan
Yang tiap hari tak pernah lupa kau isi,
walau hanya satu mungkin beberapa
kepingan kecil logam dosa.

Tangan yang selalu menengadah mohon ampunan
Tapi diri tak kunjung sadar
Kau sucikan jiwamu dan nodai lagi

Karena inilah sesungguhnya
Kehidupan insan yang sedang berjalan

Dahulu lagi

Hempasan angin...
Dikala hampir menyayu sang mentari
Bersama dingin yang antusias
Hampir cahaya itu bermunculan,
persatu
Bahkan mega mulai mengatup

Dalam fajar yang terpekur,
disinilah aku
Dalam redup cahayamu
Senja lelahnya matamu
Aku masih tetap berdiri
Dari tenangnya benak kecamku
dan masih berharap membayang
Bahwa satu sinar dalam hidupku
kan benderang kembali, tak meredup
Dalam culasnya hidup sekalipun

Ku yakin, dan percayalah
Dirimu kan dulu lagi
Tuangkan setiap cerita hidupmu
ke cawan cerita hidupku

Muka Dua

Tenggang mendamba berpaling
Dengan dentuman berkejaran
Kehidupan separuh sengau
Dalam sorot mata tajam bertaut

Wahai disana,
yang sedang bertumpu bergidik
Alunan sendu bertabu musikmu
Dengan senyuman licik bersembunyi
Sehelai rombengan kain tampak kuyup
Raut misterius penuh bengis

Wahai disana...
siapa kau?

Dalam lamat yang lama memucat
Deruan kejam  yang sempat mendarat
Tampakanlah nyata dirimu!
Jangan hanya berkutik dalam kekurangan
Rasa iri yang mendalam
Dengan dua muka kebohonganmu
Ungkaplah kata sebenarnya,
dari sanubari yang terpojok bimbang

Ijinkan Ku Berucap

Haraplah dengar
Lirihan kataku berucap
Suatu yang kurasa
Dalam hening kepastian

Dengar ini
Mengertilah maksut
yang mungkin tak penting

Dalam binar mataku,
dapatkah kau baca isi benak yang tersimpan?
Mungkin mustahil
Mohonku,
haraplah dengar
harap ijinkan
Kataku berucap

Mereka, jiwa kita

"Dan ingatlah...
mereka bukan guratan tebal kata menyampah yang ada
dalam setiap lembaran hidupmu
yang hanya akan kau abaikan, kau buang percuma.
Mereka adalah petikkan kata bermakna dalam satu sobekan singkatnya hidupmu.
Walau begitu,
merekalah pengisi kekosongan hidupmu sesungguhnya."

Mereka, jiwa k.ita. Pengisi hidup kita

Monday, October 3, 2011

Waktu, hentikan langkahmu sejenak

Puisi ini, teruntuk teman-temanku kelas F. Yang telah berjuang bersama, raih segala tujuan cita. Entah aku tak tau mengapa waktu begitu cepat berlalu. Dengan menjadikan semua masa lampau, menjadi kenangan yang terkadang pahit dan terkadang manis untuk dikenang. Dengan segala kebodohan, tapi sejatinya itulah kita.  Terlalu erat untuk dipisahkan. Setelah lulus, entah kapan kita akan bertegur sapa lagi. Berat hati ini melepas kalian, kalian terlalu berarti! Karena kalian, telah jadi bagian dari hidupku. Aku terlalu sayang sama kalian! 


Andaikan aku bisa
Memutar roda waktu kebersamaan
Dimana kita bersama,
Dalam satu tangis haru
Berajut benang untaian kasih, dekapan
rangkulan, rengkuhan hangatmu
Kala kita duduk bersama terdiam, mengingat
Segala memori yang mengisi
Dengan tetes peluh kita coba pahami,
beribu kata, makna yang sulit tuk resapi

Tolong, jangan akhiri. Jangan berakhir sampai disini
Jangan pisahkan, jauhkan kami dari erat persahabatan kami
Sekalipun ini harus, sebisamu cobalah!
Jangan kau rapuhkan genggaman yang terikat ini
Walaupun takdir, tujuan mengharuskan
Cobalah sebisa dirimu,
hentikan langkah cepatmu sejenak!
Agar kami bisa isi penuh masa kehampaan dengan rasa kebersamaan yang telah lama menunggu
Buatlah semua bermakna, walaupun hanya singkat, hanya sedetik, hanya satu kedipan mata.

Pekikkan, ledakan tangis, kehilangan hati telah berisyarat
Kami ini keluarga, satu asa, terlalu erat untuk kau pisahkan

Cobalah lagi pelankan, lambatkan,
bahkan jika kau mampu hentikanlah sejenak langkahmu!
Jangan biarkan segenap kami gugur terjatuh lumpuh
Kau biarkan kami berlalu tanpa meninggalkan secuil asa,
sedikit harapan kami kembali berjumpa,
cita yang sempat singgahi relung harap

Tuhan...
harap izinkanlah sebentar bahkan selamanya,
genggaman ini selalu erat, terjang liku hidup
Untuk saling mengingat, duduk tertawa hadiri kembali
memori dahulu yang sempat iringi,
jadi saksi perjuangan peluh diri
Dan benak yang dulu kekanakkan
kini beranjak dewasa, bermetamorfosis
lebih mengerti arti hidup sesungguhnya,
mengerti arti kehilangan selanjutnya

Waktu, tolong hentikan sejenak langkahmu.