Holla!

Loving peace, keeping peace, spreading peace ☮

Friday, December 30, 2011

The Ends of December. The Ends of 2011. The 2012 Begin

2011...
The most awesome year I ever had. In this year, I found the truth, I found so many things.
About myself, my life. I could wake up from my unconsciousness
I knew, I'm a thirteen years old girl. I thought, it wasn't too adult
But it was a blessing. I really thanks to God. He gave the adulthood soul on me
He made me knew the bad and the good things. However, yeah you knew
As a teenager, I still disobedient. Disobedient to my parents, specifically. You also, right? Haha, just tell the truth. Yes or no
Sometimes I still thought about my past, hoped it that it could happen in the next
Forget, I'm just dreaming

In this year, I had so many tears ran out my eyes. I felt so many pains
But, there were friends who always held me tight. Wiped out my tears
There was a love between our pain
I wanna went back to that times
I wanna felt the joy that (me and my friends) made of

I won't just depend my hopes with my past
I wanna made something new
Exchanged my old rusted spirits with the shiny one
Exchanged my dusty minds with the brilliant one
Exchanged my worst soul with the holy one
Exchanged my predictable deeds with the unpredictable one
(Because I wanna made a surprise to everyone)
But I won't changed my personality, it was me. And I won't changed me
I was born to be me, myself
And not born to be another

Had so many friends who loved me, but also had many friends that you could call it "unkind" (I thought that word is more polite)
It was a pleasant
I ever hurting my friends, but was also hurt by another
I considered, it was a part of my journey. My 2011's journey
Had a lot of things that already happened, the joyful one nor the painful one
It was its own happiness

Had so many problems, that were uneasy to be solved
Had so many burdened minds, that really bother me
I thought, I'm gonna be crazy that time
But, again and again, God still gave me a patience
He showed me a things that made me stronger
He led me to the right way, so that I'm not got lost

One moment that I couldn't forget.
And that was...
When I was slipped and my best friends saw it!
Yeah, none knew
But what are you felt when you are slipped with your idiots face looks?
A foolish thing
Oh you knew, it was an embarassing moment I should have
Aa, I wanna yelled. I wanna yelled at everybody around me
But I thought, it just made me looked more crazy, right?
Eh, am I really got crazy? Yeah, I thought I was so

And I hope, in the 2012
I can make myself better, better in everything
I hope I can also have the good things that happen in 2011,
then make it happen again in 2012
But I also wanna have the new things, I mean the good things
I wanna have all the good things, without the bad one
Eh? Am I kidding myself? It's impossible, right?
Be serious, Vonne
No, I'm just hoping. It is a serious conversation
It is allow, isn't it?


2011 : filled with unexpected, unbelievable things
2011 : made of our dream in the previous year,
       and we hope  we can make it happen in the next year
2011 : the craziest year I ever had
2011 : a year, that I can't describe more in here

Goodbye the unexpected year
Because without ends of 2011, we won't have the beginning of 2012
Because without the beginning of 2012, we won't have the ends of 2011

Si Tua yang Mengeriput Seutuhnya

Aku ini kecil
Sudah diajari pigmentasi
Rasakan kedamaian yang hanya sampai,
epidermis kulit
Ditumbuhkan dahan pendustaan, tiap
orang tak menau
Lalu ditancapkan sampai, bagian
terkecil urat nadi
Sudah cicipi karat mendarah dari satin
Kemarau tak bermusim,
sangkutkanku pada legam petang
Yang tadi jernih menjadi keruh terbakar

Merengkuh angkuh
Mengenang usang
Bengis mengantusias
Ambisi kefanaan, telah
butakannya

Dia tua tak berpikir
tak ajarkan kebenaran, pada
setelahnya
Aku yakin dia gagal menelaah lebih,
moral terkandung dalam hukum
Hanya berpedoman kelam mendendam
Hatinya tak bermata, apalagi
perasaan
Dia tak terketuk, melainkan
terkutuk. Ini bukan do'a, tapi mungkin
Maka dia tak punya mata hati, pintu hati, lebih
perasaan

Dia ada dalam naung hukum,
tapi tak dapat terapkan
Jabatan hanya pelengkap
Berpangkat hanya palekat

Heh, keriput!
Kau ajarkan apa?
Pertentangan. Aku pastikan,
aku tolak dengan sangat, dan
tanpa lagi mengiyakan
Tentukan salah atau benar,
aku dapat. Jangan remehkan
kecil aku seperti ini

Memang kau? Kau utuh keriput
Perasaanmu, jalan pikirmu,
kulitmu pun mengeriput
Lengkap! Kau menyedihkan

Wednesday, December 28, 2011

Temarammu, tujuku ke dimensi lampau

Terlihat utuh refleksimu
Terpapar jelas dalam temaram berkabut
Tembolong batas yang tak beralasan
Tuntun langkahku pada kesunyian malam

Siulan parau mengisak nadi
Bawaku bertaut menuju lebih
Berbayang diri bawah tapakmu
Bingarnya cahya yang soroti tiap derap

Berkawan dingin, bermantel kabut beludru
Kepak gagak pada dahan keji telah berisyarat
"Ini tak lagi dunianya. Ini telah berganti dan terganti."

Dalam kubangan lembah mengarai pahit
Sandarkan sejenak pada batangan pohon yang terdiam
"Aneh. Hanya hidup pada senja hari
Bukan siang, malam pun tidak
Ini diantara -waktu-"

Terangi!
Lenteramu memang mayang terkabut
Setidaknya masih tersirat menyemat
Soroti dentum langkah kecil
Dalam langkah tuju dimensi silam
Masa yang terlewati tapi terjadi
Dalam sela kehidupan insan yang tertinggal

Sebuah Sajak yang Menjadi

Sebuah Sajak yang Menjadi

Jangan Paksakan Fisikmu

Balutan nafas yang tak semuda kainmu
Binar mata mengerut seiring kelopak lelahmu
Semangat asamu memang dulu,
lakukannya kini yang membeban

Bulatan oranye di penghujung barat,
tak cukup rasakan pedih usahamu
Tetes air yang bukan lagi menetes,
mega pun tak sanggup kucurkan derasnya hujan,
layaknya tangis peluhmu

Kau tau ini apa?
Ini perjuangan hidup yang jarang kau sadari,
sama sekali.
Kau tak sadar kau mulai melemah
Daging dan otot yang menempel tiap tulang,
dibalut keriputmu
Ya, kau tau kau tua lemah
Tapi kau tak sadar kau melemah

Biarkan manusia lain gantikanmu
Gantikan perjuanganmu, kumaksud
Itu tak masalah, bukan?
Yang penting dia manusia, bukan hewan

Dirimu ini bisa lagi terkapar
Hentikan
Kau terlalu lebih rasa derita
Gantikan saja
Dia dari mereka dapat

Monday, December 26, 2011

Yang kunanti adalah...

Dia yang tak lupa singgahi hariku
Kini menghilang,
ditelan, dilumat oleh perasaanku sendiri
Saat dia ada, kemauanku tak pernah sertainya
Saat dia tak ada, aku mencari sampai terpuruk menggebu

Mereka jarang berpadu,
walau sering bertemu
Mereka hanya bersemu,
dalam bimbang tak menentu

Apa maumu? Mau kalian?
Tolonglah hadir bersamaan
Tuk buatku lagi dulu
Yang selalu berkutik diam merangkai
Kata perkata,
yang bertabu maupun yang menggertak menyeru

Perlukah aku lakukan ritual ambigu untuk memanggilmu?
Jangan iyakan
Bisakah kau hadir dengan sendirinya?
Harap iyakan

Kau tercecer atau terbuang atau tersiakan?
Aku tak pernah anggapmu bak air mata yang tercecer sedih
Aku tak pernah buangmu bak kelamnya masa laluku
Aku tak pernah siakanmu bak prosenium teronggok di seberang jalan
Kau ada, kau menyertai, kau hadir!

Kau, yang kunanti, kuharap dapat kembali
Kau...
Kalian... adalah
Inspirasi dan niatanku
Harap baurkan rasamu, dalam rasaku
Dalam ragaku

Sunday, December 25, 2011

Aku dan tumpuanku

Batangan pohon yang tiada utuh,
terbesit sembilu parasit menggerogot
Mega yang membisu,
dia tak lagi berucap, bahkan benderang

Dengan makhluknya yang tak seirama,
penuh pengkhianatan, kebohongan, cacian
Usangnya deretan buku yang kalimatnya rapuh mengeruh,
aku tau dia telah tiada-dimakan usia-
dia tak lagi menjamuri tiap lembarannya
dia tak lagi hiasi sudut rongganya

Kapas busa yang berterbangan dari naungannya
Cahaya sunyi yang bersemedi
Dan dalam petak kotak kerut itu,
disanalah raga dan jiwaku berdiam

Masih dapat bernafas dan berpikir
dan organ yang setia bekerja dalam pembusukkan
Aku sadar, diri ini hidup dalam kelemahan
Aku sadar, tak lagi ada inspirasi sehat
Aku sadar, tak ada sandaran hidup untuk meneduh

Aku tetap berkarya dalam aviasi
Tak ingin berhenti
Aku berbuat, tidak mati!
Aku punya kehidupan, bukan semata impian!

Aku lumpuh terkulai, silakan saja samakan dengan idiot di seberang jalan
Apa masalahnya? Apa halangannya?
Toh ini aku, bukan kau
Aku yang menanggung malu dan hujatan
Aku masih dapat hidup, dan berkehidupan
Dengan moral dan dalam hukum sekalipun

Biarkan aku begini dengan tumpuanku, pijakan
Sekalipun aku berpergi, beginilah aku, berkarya
Aku masih membayangi
Aku, yang bersemayam, dalam naung elegi abadimu

Saturday, December 24, 2011

Aku hanya...

Aku hanya berimu semangat, bukan jiwa
Aku hanya berimu perasaanku, bukan hatiku
Kita hidup dalam masing-masing hati
"Hidup dalam satu hati? Bukankah itu mustahil?"

Kita hanya dapat hidup dalam leburan hati, perasaan
Bukan dalam hati
Bagi yang peka, tentu dapat rasakan lainnya
Bagi yang tidak, itu hanya tersiakan

Disitu, kepedulian muncul
Bukan dari paksaan, tapi nalurinya
Bukan dari pemikiran otak, tapi refleks

~Sekian


Hidup-selamanya. Mustahil

"Bagaimana jika aku hidup selamanya?"
Itu tak beralasan. Bisa menyenangkan mungkin menyengsarakan
Menurutku, lebih pada "melelahkan"
Karena tak punya kesempatan untuk mencicipi bagaimana rasanya "Di atas sana"
Hanya berlaku sama tiap harinya
Tidakkah melelahkan? -Mungkin hanya "cukup", tidak "terlalu" melelahkan

Hidup itu penuh keculasan, makhluknya maupun alur itu sendiri
Aku tak ingin hidup selamanya
Karena aku akan sendiri
Disaat yang lain, mulai berpejam
Aku ingin rasakannya, tapi tak sekarang
Hidup normal seperti lainnya
Kembalikanlah aku semula dulu,
jika aku benar hidup selamanya
Aku tetap ingin hidup sama, walaupun dalam perbedaan


Dia, yang buatku bertanya

Yang kukenal. tapi tak pernah kusapa
Dia yang selalu berdiam penuh keanehan
Dengan senyum misterius
Terkadang bersikap bodoh, tapi bijak

Jalan pikirannya sulit dipahami
Terlebih orang yang asing, jauh darinya, termasuk aku

Karena itu, dia berbeda
Dia tak sama
Dia, tak dapat diprediksi

Taukah?
Dia sedikit menyebalkan
Tapi tidak mengganggu
Tak pernah tampakkan amarahnya

Dia apa adanya, tak melebih-lebihkan
Itu jadi panutanku

Bagaimana agar aku jadi dia?
Menurutku, tak perlu
Biarlah aku dengan diriku sendiri
Dia dengan tampang polosnya itu

Karena dia, misterius, yang buatku bertanya

Inilah Aku

"Kamu menyakitkan!"
Ya, aku memang begini
Aku tak berperasaan
Lalu kenapa?

Aku hanya mencoba untuk menyadarkan
Caraku mungkin salah,
tapi niatannya tidak

Aku yang mencoba buatmu sadar,
tapi aku yang terabaikan
Aku yang coba buatmu tak rebah,
tapi aku yang terdampak amarah

Perdamaian? Dapatkah terjadi?
Tidak, itu sudah pasti
Kau yang putuskan tidak
Aku terimanya

Awal yang kau paksakan berteman
Akhir kau yang pisahkan
Setauku, teman tak terputus
Tapi itu mungkin saja

Dan inilah pertemanan yang tak wajar
Jatuh satu korban yang tak bersalah
Pertemanan bagai kesengsaraan
Bagiku, bukan baginya-tak bernama-

Tuesday, December 20, 2011

Harga Diri atau Harganya Diri?

Ini tak pernah habis terpikir olehku, mungkin oleh kalian
"Harga diri, kenapa diobral? Ditawarkan sana-sini"
"Apa yang -mereka-mereka- pikirkan sebelumnya?"
"Ada rasa malukah?" Terkadang, mungkin
"Diri mereka itu berharga atau ada harganya? Bisa keduanya"

Kita Berbeda!

Aku ingin menjadi diriku sendiri
Tak hanya sesekali, tapi terus begitu selamanya
Aku tak mau dibilang sama, karena aku berbeda, aku membuat perbedaan.
Suatu saat, aku akan melakukkan sesuatu
Yang pastinya milikku seutuhnya
Lalu aku bagi dengan lainnya
"Hidup ini tak sendiri bukan?"

Tak ada paksaan untuk menentukan pilihanku, jalanku
Kau hanya perlu mengiyakannya, bukan mencampurinya
Kau hanya perlu membantunya, bukan menentukannya

Karena pilihanmu bukan pilihanku
Kita hanya saling mengusulkan, menasihati agar tak salah memilih

Tapi pasti tak mau juga berkutik dalam lingkup keegoisan
Karena kita berbeda, kita tak sama.
Dengan pilihan masing-masing

Dan perbedaan bukan masalah unutk menjadi satu
Jangan jadikan ini motivasi untuk memandang lainnya sebelah mata

"Diantara perbedaan, disanalah persatuan itu bermula."

Tak Bertujuan

Denting itu, kau dengarkah?
Itu waktu-waktu yang berlarian dalam hujan
Yang berusaha dapatkan kepastian
dari pelangi yang ditunggu
Dengan disananya,
bait not yang tak terbentuk utuh
tetap saja mainkan lagunya

Dan disana itu?
Apakah mereka?
Oh, itu "makhluk-makhluk" yang berkejaran mencari aman
Mencari lindungan dari tetesan air berkah ini
"Hidupkah? Atau hanya tertiup bertebaran?"
Jangan aneh. Mereka hidup, walaupun banyak diantaranya yang beraga mati.
"Sama saja tak hidup, tak berjiwa sama sekali."
Salah. Mereka berjiwa, tapi raganya mati suri.
"Mati suri?"
Yah, tak taukah? Mati yang sekejap, mati yang tak selamanya.
Dan saat terbangun, mereka menjadi utuh
Jiwa mereka ada, raganya hidup kembali.
Tinggal kemauan mereka untuk menjalani kehidupan

Kadang jiwa mereka tak ditiupkan oleh semangat asa,
yang ada hanya kisah lampau kelam yang membayang,
yang menghambat segalanya, pemikiran mereka terutama.

"Mereka makhluk tak bertujuan."
Bukan. Mereka masih bertujuan. Tujuan kefanaan.
Tujuan yang tak kekal, yang hanya akan hidup dalam sekeliling kehidupan fana.
Tujuan yang tak berujung. Tujuan yang semata.

Monday, December 19, 2011

Pertanyaan pada diri

Aku tak pernah tau apa yang dia ucapkan, apa yang dia rasakan, terlebih lagi yang dia pikirkan.
Aku memang tak pernah menyadari sebelumnya
Ternyata itu teramat mendalam, bagi dia, bukan bagiku.
Hingga akhirnya, dari sama sekali tak sadar menjadi setengah sadar, setengah tersadar menjadi sangat sadar
Selama ini, yang dia coretkan dalam selembar kertas tersiakan itu, yang dia cantumkan dalam biografinya itu. Ternyata AKU
"Mimpi ataukah ilusi?" Keduanya sama, tapi ini nyata
"Mengetahuinya? Bagaimana?" Itu waktu, dia yang menentukan. Sesungguhnya bukan waktu, tapi Dia-Sang Pencipta-
"Setidaknya pasti akan tau, tapi kapan?" Itu yang menjadi pertanyaan

"Apakah benar?" Ini butuh kepastian, bukan hanya perkiraan
Memang aku sudah mengetahuinya kalau ini terlalu berlebihan, terlalu percaya diri.
"Salahkah?" Tidak, ini wajar. Apa salahnya menerka
Toh jika memang benar, itu kebahagiaan. Jika memang salah, jangan buat menjadi masalah
Ini simpel tapi rumit. Terlihat simpel bagi yang memahami, dan rumit untuk yang tak mengerti
Atau biasa saja, ini bagi "mereka-mereka" yang tak punya pendirian, gagasan, mungkin yang tak mempedulikan
Terserah~

Friday, December 16, 2011

(My, You, Our) Study Progress Report

Bisa dibilang, ini kayak NIGHTMARE. Menunggu hasil rapor itu kayak menunggu sebuah kepastian, kepastian sebenarnya, yg bikin ketakutan.
Tapi ketakutan ini berbeda. Kali ini bukan ketakutan yg biasanya. Takut mengecewakan, takut bikin mereka terpuruk, menambah beban mereka, ketakutan yg nggak bisa diungkapin. Ketakutan sebenarnya.
Ini menunjukkan langkah kita ke depan. Kita harus gimana, bertindak seperti apa. Akan merubahnya, atau hanya mendiamkannya tetap seperti itu dan isinya memburuk perlahan.
Hanya bisa menunggu, berharap sampai buku yg cukup menyimpan sejarah itu sampai di tangan orang tua, dan akhirnya dideklarasikan.
Yang tadinya bernafas dalam-dalam, menjadi perlahan dan mungkin berhenti tersentak (hanya kiasan).
Sekian. Karena jujur, aku nggak kuat ngelanjutin ini lagi. Terlalu mendebarkan, terlalu menakutkan.

Friday, December 2, 2011

1st December - Tapi telat postingnya

My 1st December, disambut dengan TPM. Dan mulai 1st December itu, ujian-ujian pun bermula. Awal bulan yg sangat menguras fisik dan pikiran sih, padahal cuma sehari, tapi berkesan sebulan! Beban banget.
Baru kayak gini aja udah begitu, apalagi kalo begitu bakal jadi kayak gimana coba? Yang paling penting sih siapin mental, jangan sampe kena serangan jiwa. Oke. Cukup. Sekian.
~Edisi kali ini masih termasuk perasaan, spesifiknya *perasaan batin, kejiwaan!