Holla!

Loving peace, keeping peace, spreading peace ☮

Friday, December 30, 2011

The Ends of December. The Ends of 2011. The 2012 Begin

2011...
The most awesome year I ever had. In this year, I found the truth, I found so many things.
About myself, my life. I could wake up from my unconsciousness
I knew, I'm a thirteen years old girl. I thought, it wasn't too adult
But it was a blessing. I really thanks to God. He gave the adulthood soul on me
He made me knew the bad and the good things. However, yeah you knew
As a teenager, I still disobedient. Disobedient to my parents, specifically. You also, right? Haha, just tell the truth. Yes or no
Sometimes I still thought about my past, hoped it that it could happen in the next
Forget, I'm just dreaming

In this year, I had so many tears ran out my eyes. I felt so many pains
But, there were friends who always held me tight. Wiped out my tears
There was a love between our pain
I wanna went back to that times
I wanna felt the joy that (me and my friends) made of

I won't just depend my hopes with my past
I wanna made something new
Exchanged my old rusted spirits with the shiny one
Exchanged my dusty minds with the brilliant one
Exchanged my worst soul with the holy one
Exchanged my predictable deeds with the unpredictable one
(Because I wanna made a surprise to everyone)
But I won't changed my personality, it was me. And I won't changed me
I was born to be me, myself
And not born to be another

Had so many friends who loved me, but also had many friends that you could call it "unkind" (I thought that word is more polite)
It was a pleasant
I ever hurting my friends, but was also hurt by another
I considered, it was a part of my journey. My 2011's journey
Had a lot of things that already happened, the joyful one nor the painful one
It was its own happiness

Had so many problems, that were uneasy to be solved
Had so many burdened minds, that really bother me
I thought, I'm gonna be crazy that time
But, again and again, God still gave me a patience
He showed me a things that made me stronger
He led me to the right way, so that I'm not got lost

One moment that I couldn't forget.
And that was...
When I was slipped and my best friends saw it!
Yeah, none knew
But what are you felt when you are slipped with your idiots face looks?
A foolish thing
Oh you knew, it was an embarassing moment I should have
Aa, I wanna yelled. I wanna yelled at everybody around me
But I thought, it just made me looked more crazy, right?
Eh, am I really got crazy? Yeah, I thought I was so

And I hope, in the 2012
I can make myself better, better in everything
I hope I can also have the good things that happen in 2011,
then make it happen again in 2012
But I also wanna have the new things, I mean the good things
I wanna have all the good things, without the bad one
Eh? Am I kidding myself? It's impossible, right?
Be serious, Vonne
No, I'm just hoping. It is a serious conversation
It is allow, isn't it?


2011 : filled with unexpected, unbelievable things
2011 : made of our dream in the previous year,
       and we hope  we can make it happen in the next year
2011 : the craziest year I ever had
2011 : a year, that I can't describe more in here

Goodbye the unexpected year
Because without ends of 2011, we won't have the beginning of 2012
Because without the beginning of 2012, we won't have the ends of 2011

Si Tua yang Mengeriput Seutuhnya

Aku ini kecil
Sudah diajari pigmentasi
Rasakan kedamaian yang hanya sampai,
epidermis kulit
Ditumbuhkan dahan pendustaan, tiap
orang tak menau
Lalu ditancapkan sampai, bagian
terkecil urat nadi
Sudah cicipi karat mendarah dari satin
Kemarau tak bermusim,
sangkutkanku pada legam petang
Yang tadi jernih menjadi keruh terbakar

Merengkuh angkuh
Mengenang usang
Bengis mengantusias
Ambisi kefanaan, telah
butakannya

Dia tua tak berpikir
tak ajarkan kebenaran, pada
setelahnya
Aku yakin dia gagal menelaah lebih,
moral terkandung dalam hukum
Hanya berpedoman kelam mendendam
Hatinya tak bermata, apalagi
perasaan
Dia tak terketuk, melainkan
terkutuk. Ini bukan do'a, tapi mungkin
Maka dia tak punya mata hati, pintu hati, lebih
perasaan

Dia ada dalam naung hukum,
tapi tak dapat terapkan
Jabatan hanya pelengkap
Berpangkat hanya palekat

Heh, keriput!
Kau ajarkan apa?
Pertentangan. Aku pastikan,
aku tolak dengan sangat, dan
tanpa lagi mengiyakan
Tentukan salah atau benar,
aku dapat. Jangan remehkan
kecil aku seperti ini

Memang kau? Kau utuh keriput
Perasaanmu, jalan pikirmu,
kulitmu pun mengeriput
Lengkap! Kau menyedihkan

Wednesday, December 28, 2011

Temarammu, tujuku ke dimensi lampau

Terlihat utuh refleksimu
Terpapar jelas dalam temaram berkabut
Tembolong batas yang tak beralasan
Tuntun langkahku pada kesunyian malam

Siulan parau mengisak nadi
Bawaku bertaut menuju lebih
Berbayang diri bawah tapakmu
Bingarnya cahya yang soroti tiap derap

Berkawan dingin, bermantel kabut beludru
Kepak gagak pada dahan keji telah berisyarat
"Ini tak lagi dunianya. Ini telah berganti dan terganti."

Dalam kubangan lembah mengarai pahit
Sandarkan sejenak pada batangan pohon yang terdiam
"Aneh. Hanya hidup pada senja hari
Bukan siang, malam pun tidak
Ini diantara -waktu-"

Terangi!
Lenteramu memang mayang terkabut
Setidaknya masih tersirat menyemat
Soroti dentum langkah kecil
Dalam langkah tuju dimensi silam
Masa yang terlewati tapi terjadi
Dalam sela kehidupan insan yang tertinggal

Sebuah Sajak yang Menjadi

Sebuah Sajak yang Menjadi

Jangan Paksakan Fisikmu

Balutan nafas yang tak semuda kainmu
Binar mata mengerut seiring kelopak lelahmu
Semangat asamu memang dulu,
lakukannya kini yang membeban

Bulatan oranye di penghujung barat,
tak cukup rasakan pedih usahamu
Tetes air yang bukan lagi menetes,
mega pun tak sanggup kucurkan derasnya hujan,
layaknya tangis peluhmu

Kau tau ini apa?
Ini perjuangan hidup yang jarang kau sadari,
sama sekali.
Kau tak sadar kau mulai melemah
Daging dan otot yang menempel tiap tulang,
dibalut keriputmu
Ya, kau tau kau tua lemah
Tapi kau tak sadar kau melemah

Biarkan manusia lain gantikanmu
Gantikan perjuanganmu, kumaksud
Itu tak masalah, bukan?
Yang penting dia manusia, bukan hewan

Dirimu ini bisa lagi terkapar
Hentikan
Kau terlalu lebih rasa derita
Gantikan saja
Dia dari mereka dapat

Monday, December 26, 2011

Yang kunanti adalah...

Dia yang tak lupa singgahi hariku
Kini menghilang,
ditelan, dilumat oleh perasaanku sendiri
Saat dia ada, kemauanku tak pernah sertainya
Saat dia tak ada, aku mencari sampai terpuruk menggebu

Mereka jarang berpadu,
walau sering bertemu
Mereka hanya bersemu,
dalam bimbang tak menentu

Apa maumu? Mau kalian?
Tolonglah hadir bersamaan
Tuk buatku lagi dulu
Yang selalu berkutik diam merangkai
Kata perkata,
yang bertabu maupun yang menggertak menyeru

Perlukah aku lakukan ritual ambigu untuk memanggilmu?
Jangan iyakan
Bisakah kau hadir dengan sendirinya?
Harap iyakan

Kau tercecer atau terbuang atau tersiakan?
Aku tak pernah anggapmu bak air mata yang tercecer sedih
Aku tak pernah buangmu bak kelamnya masa laluku
Aku tak pernah siakanmu bak prosenium teronggok di seberang jalan
Kau ada, kau menyertai, kau hadir!

Kau, yang kunanti, kuharap dapat kembali
Kau...
Kalian... adalah
Inspirasi dan niatanku
Harap baurkan rasamu, dalam rasaku
Dalam ragaku

Sunday, December 25, 2011

Aku dan tumpuanku

Batangan pohon yang tiada utuh,
terbesit sembilu parasit menggerogot
Mega yang membisu,
dia tak lagi berucap, bahkan benderang

Dengan makhluknya yang tak seirama,
penuh pengkhianatan, kebohongan, cacian
Usangnya deretan buku yang kalimatnya rapuh mengeruh,
aku tau dia telah tiada-dimakan usia-
dia tak lagi menjamuri tiap lembarannya
dia tak lagi hiasi sudut rongganya

Kapas busa yang berterbangan dari naungannya
Cahaya sunyi yang bersemedi
Dan dalam petak kotak kerut itu,
disanalah raga dan jiwaku berdiam

Masih dapat bernafas dan berpikir
dan organ yang setia bekerja dalam pembusukkan
Aku sadar, diri ini hidup dalam kelemahan
Aku sadar, tak lagi ada inspirasi sehat
Aku sadar, tak ada sandaran hidup untuk meneduh

Aku tetap berkarya dalam aviasi
Tak ingin berhenti
Aku berbuat, tidak mati!
Aku punya kehidupan, bukan semata impian!

Aku lumpuh terkulai, silakan saja samakan dengan idiot di seberang jalan
Apa masalahnya? Apa halangannya?
Toh ini aku, bukan kau
Aku yang menanggung malu dan hujatan
Aku masih dapat hidup, dan berkehidupan
Dengan moral dan dalam hukum sekalipun

Biarkan aku begini dengan tumpuanku, pijakan
Sekalipun aku berpergi, beginilah aku, berkarya
Aku masih membayangi
Aku, yang bersemayam, dalam naung elegi abadimu

Saturday, December 24, 2011

Aku hanya...

Aku hanya berimu semangat, bukan jiwa
Aku hanya berimu perasaanku, bukan hatiku
Kita hidup dalam masing-masing hati
"Hidup dalam satu hati? Bukankah itu mustahil?"

Kita hanya dapat hidup dalam leburan hati, perasaan
Bukan dalam hati
Bagi yang peka, tentu dapat rasakan lainnya
Bagi yang tidak, itu hanya tersiakan

Disitu, kepedulian muncul
Bukan dari paksaan, tapi nalurinya
Bukan dari pemikiran otak, tapi refleks

~Sekian


Hidup-selamanya. Mustahil

"Bagaimana jika aku hidup selamanya?"
Itu tak beralasan. Bisa menyenangkan mungkin menyengsarakan
Menurutku, lebih pada "melelahkan"
Karena tak punya kesempatan untuk mencicipi bagaimana rasanya "Di atas sana"
Hanya berlaku sama tiap harinya
Tidakkah melelahkan? -Mungkin hanya "cukup", tidak "terlalu" melelahkan

Hidup itu penuh keculasan, makhluknya maupun alur itu sendiri
Aku tak ingin hidup selamanya
Karena aku akan sendiri
Disaat yang lain, mulai berpejam
Aku ingin rasakannya, tapi tak sekarang
Hidup normal seperti lainnya
Kembalikanlah aku semula dulu,
jika aku benar hidup selamanya
Aku tetap ingin hidup sama, walaupun dalam perbedaan


Dia, yang buatku bertanya

Yang kukenal. tapi tak pernah kusapa
Dia yang selalu berdiam penuh keanehan
Dengan senyum misterius
Terkadang bersikap bodoh, tapi bijak

Jalan pikirannya sulit dipahami
Terlebih orang yang asing, jauh darinya, termasuk aku

Karena itu, dia berbeda
Dia tak sama
Dia, tak dapat diprediksi

Taukah?
Dia sedikit menyebalkan
Tapi tidak mengganggu
Tak pernah tampakkan amarahnya

Dia apa adanya, tak melebih-lebihkan
Itu jadi panutanku

Bagaimana agar aku jadi dia?
Menurutku, tak perlu
Biarlah aku dengan diriku sendiri
Dia dengan tampang polosnya itu

Karena dia, misterius, yang buatku bertanya

Inilah Aku

"Kamu menyakitkan!"
Ya, aku memang begini
Aku tak berperasaan
Lalu kenapa?

Aku hanya mencoba untuk menyadarkan
Caraku mungkin salah,
tapi niatannya tidak

Aku yang mencoba buatmu sadar,
tapi aku yang terabaikan
Aku yang coba buatmu tak rebah,
tapi aku yang terdampak amarah

Perdamaian? Dapatkah terjadi?
Tidak, itu sudah pasti
Kau yang putuskan tidak
Aku terimanya

Awal yang kau paksakan berteman
Akhir kau yang pisahkan
Setauku, teman tak terputus
Tapi itu mungkin saja

Dan inilah pertemanan yang tak wajar
Jatuh satu korban yang tak bersalah
Pertemanan bagai kesengsaraan
Bagiku, bukan baginya-tak bernama-

Tuesday, December 20, 2011

Harga Diri atau Harganya Diri?

Ini tak pernah habis terpikir olehku, mungkin oleh kalian
"Harga diri, kenapa diobral? Ditawarkan sana-sini"
"Apa yang -mereka-mereka- pikirkan sebelumnya?"
"Ada rasa malukah?" Terkadang, mungkin
"Diri mereka itu berharga atau ada harganya? Bisa keduanya"

Kita Berbeda!

Aku ingin menjadi diriku sendiri
Tak hanya sesekali, tapi terus begitu selamanya
Aku tak mau dibilang sama, karena aku berbeda, aku membuat perbedaan.
Suatu saat, aku akan melakukkan sesuatu
Yang pastinya milikku seutuhnya
Lalu aku bagi dengan lainnya
"Hidup ini tak sendiri bukan?"

Tak ada paksaan untuk menentukan pilihanku, jalanku
Kau hanya perlu mengiyakannya, bukan mencampurinya
Kau hanya perlu membantunya, bukan menentukannya

Karena pilihanmu bukan pilihanku
Kita hanya saling mengusulkan, menasihati agar tak salah memilih

Tapi pasti tak mau juga berkutik dalam lingkup keegoisan
Karena kita berbeda, kita tak sama.
Dengan pilihan masing-masing

Dan perbedaan bukan masalah unutk menjadi satu
Jangan jadikan ini motivasi untuk memandang lainnya sebelah mata

"Diantara perbedaan, disanalah persatuan itu bermula."

Tak Bertujuan

Denting itu, kau dengarkah?
Itu waktu-waktu yang berlarian dalam hujan
Yang berusaha dapatkan kepastian
dari pelangi yang ditunggu
Dengan disananya,
bait not yang tak terbentuk utuh
tetap saja mainkan lagunya

Dan disana itu?
Apakah mereka?
Oh, itu "makhluk-makhluk" yang berkejaran mencari aman
Mencari lindungan dari tetesan air berkah ini
"Hidupkah? Atau hanya tertiup bertebaran?"
Jangan aneh. Mereka hidup, walaupun banyak diantaranya yang beraga mati.
"Sama saja tak hidup, tak berjiwa sama sekali."
Salah. Mereka berjiwa, tapi raganya mati suri.
"Mati suri?"
Yah, tak taukah? Mati yang sekejap, mati yang tak selamanya.
Dan saat terbangun, mereka menjadi utuh
Jiwa mereka ada, raganya hidup kembali.
Tinggal kemauan mereka untuk menjalani kehidupan

Kadang jiwa mereka tak ditiupkan oleh semangat asa,
yang ada hanya kisah lampau kelam yang membayang,
yang menghambat segalanya, pemikiran mereka terutama.

"Mereka makhluk tak bertujuan."
Bukan. Mereka masih bertujuan. Tujuan kefanaan.
Tujuan yang tak kekal, yang hanya akan hidup dalam sekeliling kehidupan fana.
Tujuan yang tak berujung. Tujuan yang semata.

Monday, December 19, 2011

Pertanyaan pada diri

Aku tak pernah tau apa yang dia ucapkan, apa yang dia rasakan, terlebih lagi yang dia pikirkan.
Aku memang tak pernah menyadari sebelumnya
Ternyata itu teramat mendalam, bagi dia, bukan bagiku.
Hingga akhirnya, dari sama sekali tak sadar menjadi setengah sadar, setengah tersadar menjadi sangat sadar
Selama ini, yang dia coretkan dalam selembar kertas tersiakan itu, yang dia cantumkan dalam biografinya itu. Ternyata AKU
"Mimpi ataukah ilusi?" Keduanya sama, tapi ini nyata
"Mengetahuinya? Bagaimana?" Itu waktu, dia yang menentukan. Sesungguhnya bukan waktu, tapi Dia-Sang Pencipta-
"Setidaknya pasti akan tau, tapi kapan?" Itu yang menjadi pertanyaan

"Apakah benar?" Ini butuh kepastian, bukan hanya perkiraan
Memang aku sudah mengetahuinya kalau ini terlalu berlebihan, terlalu percaya diri.
"Salahkah?" Tidak, ini wajar. Apa salahnya menerka
Toh jika memang benar, itu kebahagiaan. Jika memang salah, jangan buat menjadi masalah
Ini simpel tapi rumit. Terlihat simpel bagi yang memahami, dan rumit untuk yang tak mengerti
Atau biasa saja, ini bagi "mereka-mereka" yang tak punya pendirian, gagasan, mungkin yang tak mempedulikan
Terserah~

Friday, December 16, 2011

(My, You, Our) Study Progress Report

Bisa dibilang, ini kayak NIGHTMARE. Menunggu hasil rapor itu kayak menunggu sebuah kepastian, kepastian sebenarnya, yg bikin ketakutan.
Tapi ketakutan ini berbeda. Kali ini bukan ketakutan yg biasanya. Takut mengecewakan, takut bikin mereka terpuruk, menambah beban mereka, ketakutan yg nggak bisa diungkapin. Ketakutan sebenarnya.
Ini menunjukkan langkah kita ke depan. Kita harus gimana, bertindak seperti apa. Akan merubahnya, atau hanya mendiamkannya tetap seperti itu dan isinya memburuk perlahan.
Hanya bisa menunggu, berharap sampai buku yg cukup menyimpan sejarah itu sampai di tangan orang tua, dan akhirnya dideklarasikan.
Yang tadinya bernafas dalam-dalam, menjadi perlahan dan mungkin berhenti tersentak (hanya kiasan).
Sekian. Karena jujur, aku nggak kuat ngelanjutin ini lagi. Terlalu mendebarkan, terlalu menakutkan.

Friday, December 2, 2011

1st December - Tapi telat postingnya

My 1st December, disambut dengan TPM. Dan mulai 1st December itu, ujian-ujian pun bermula. Awal bulan yg sangat menguras fisik dan pikiran sih, padahal cuma sehari, tapi berkesan sebulan! Beban banget.
Baru kayak gini aja udah begitu, apalagi kalo begitu bakal jadi kayak gimana coba? Yang paling penting sih siapin mental, jangan sampe kena serangan jiwa. Oke. Cukup. Sekian.
~Edisi kali ini masih termasuk perasaan, spesifiknya *perasaan batin, kejiwaan!

Sunday, November 20, 2011

Puingku

Sayap perlahan gugur dari kepakkan
Tubuh laun hanya serpihan
Jiwa tak lagi utuh, meruntuh berserakkan
Kini bagai alun sapuan
Angin bertiup lirih dalam hempasan
Raga yang terbentang pada ilusi kefanaan

Saturday, November 19, 2011

Unknown

Rentan tubuhku
yang tak pernah dapat
terima lantunan bait kemarahan
yang tak pernah dapat
rasakan aviasi kebinasaan
dalam dendang hening - kematian

Tuesday, November 1, 2011

Pergolakan batinku, kehidupanku

Kehidupan kecil
Yang tak pernah luput dari amarah
Selalu ada caci dalam pikiran yang singgah
Terlalu pengap untuk dirasa,
terlebih untuk dihirup dalam aliran udara tiap waktunya

Benak mereka, hanya ada kekesalan
Dengan benak satu mencekam batin diri
Sekejap beralih pikiran menjadi geraman kata kasar
Nada yang selalu meninggi,
perlahan bunuh jiwa muda yang masih bercita
Dukungan tak pernah terlontar,
hanya menjatuhkan, buat keputus asaan, cita yang pupus
Dengan yang satu selalu menyindir sakiti
Walau mungkin hanya kutipan kata yang mungkin dia anggap bukan apa
Tapi, apakah ia rasakannya?

Terlalu dini untuk menjadi gila
Tapi terlampau sengit mendekam batin
Itu sebabku menyingkir
Ku tak ingin muncul rasa iri pada kalian
yang terbebas, bebas berbahagia di luar sana
Batinku ini, bukanlah batin insan kecil biasa
Sudah terlalu kebal untuk kau lukai
Penuh duka derita
Yang mungkin kalian tak pahami

Dunia Dewasa?

Ini akan menjadi perbincangan pelik
Cukup menarik
Dengan gumam suara setengah terpekik
Antusiasme perorangan menukik
Dibalut pakaian lusuh berbau tengik
Otak berpacu tak berkendali pada setiap bilik
Tautan antar pasang bola mata menyorot licik

Yang kurasa bukanlah lagi perbincangan,
melainkan perdebatan
Antara kedewasaan yang pensaran
Jelas siratan pertentangan insan
Jatuhkan salah satunya dalam kebinasaan
Hilangkan pigmentasi suasana dalam kematirasaan
Bagai amunisi mengambang bergayutan
Perdamaian yang tak lagi dapat tuk impikan

Berada dalam tengah percekcokan menyeru
Bak manusia kecil yang ambigu
Yang dengan sepat melumat tiap ombakkan kata deru
Kedipan lelah mata kecil yang mulai menyayu

Aku ini sebagai apa?
Apakah aku saksi dalam pertentangan batin kalian?
Ataukah korban, yang kalian harap akan ikuti perbuatan kalian kelak?
Yang tak punya hak angkat bicara sekalipun

Tak kutau sesungguhnya,
permasalahan ambisi kalian
Yang tak kutau kebenarannya,
kehidupan dunia dewasa
Dunia yang asing bagiku,
yang belum dapat ku cerna dengan nalar logika

Wednesday, October 19, 2011

It Reminds Me


I like when the rain was falling in
I love it's voice
The smells of the ground
The cold air,
that i could inhale deeply
It reminds me,
about our last moment,
our feeling that bind

Together, with gloomy clouds above us
But our feeling keeping bright under it
Rainbow smile with shy,
in every sides of their colors

Near rivers,
the birds song
With the sounds of calm splashing water
It reminds me
When we were here
Under a shady tree,
with friendly foliage welcoming
It reminds me

Tuesday, October 18, 2011

Goodbye For Us

It's hard,
our story
between three people
who like each others
there is a secret, that hiding on
that I don't know
that bind you both

Happen,
for the second times
It seems like it never happens
You hiding it
You try to cover it
Could you always cover it, with your wild mouth?
No, you couldn't

It looks clearly in your eyes,
your liar eyes

Have you ever feel like I am?
Pain that hurt you?
My broken lungs, broken soul
Do you both feel the same?

Now, please
Let me alone, leave me alone.
You messed all my minds
Please go, from my calm life.
"Goodbye" the last word that I could say

Monday, October 17, 2011

Sekilas tentangku ;)

-Ini pendapat dari temen-temen, orang lain yang mengenalku.Yang udah lama kenal maupun yang baru aja kenal. Ini sekilas tentang diriku ;)

Inilah aku...
Penuh kebodohan, dengan sedikit kemampuan dan keseriusan. Masih peduli walau terkadang sering mengabaikan hal yang penting. Mudah menangis karena mudah terbawa perasaan dan suasana. Aku, misterius (pendapat sebagian orang), susah ditebak, nggak menentu. Terkadang mudah emosi, tapi mudah luluhnya. Dulu aku mudah dibohongi, mau dimanfaatin. "Tapi aku sekarang udah bisa berpikir lebih dewasa, aku nggak mau dimanfaatin seenaknya." Aku kadang malu sama diriku sendiri, aku nggak PD, entah kenapa. Tapi pada akhirnya juga sadar, "Ngapain aku malu sama diriku sendiri? Itu nggak seharusnya, karena aku punya kelebihan yang orang lain nggak punya."
Sekarang, aku nggak mau mempermaluin diriku sendiri, aku nggak mau malu sama apa yang udah Tuhan anugerahkan padaku.
Aku itu beda, aku nggak mau disamain seperti lainnya. Aku mau menampilkan suatu warna baru, aku mau jadi unik. "AKU MAU JADI YANG BERBEDA, TIDAK ADA YANG MENYAMAI !"
Aku termasuk setengah 'pendiem' setengah 'overact' lah. Kadang aku berlebihan, berlebihan banget. Tapi kadang diem, bener-bener diem. Aku aneh, ya emang, dan aku mengakuinya. Aku merasa nyaman sama keanehanku ini. Karena itu nggak mengganggu aku maupun orang lain. Selama itu wajar, itu masih bisa diterima dan nggak memalukan.
Aku 'enjoy' sama sikapku selama ini. Kadang ada teguran, saran. Aku terima, dan sedikit demi sedikit aku introspeksi diriku  sendiri. Walau nggak sepenuhnya aku bisa berubah, yah seenggaknya ada niatan.
"So, be yourself. Jangan pernah malu sama dirimu sendiri. Coba syukuri apa yang udah Tuhan kasih sama kamu. Make all people proud of you."
Sekian. Terimakasih

Ragaku Menyendiri

Saat riuh cahaya berdesakan
Dalam temaram malam yang menyibak
Pepohonan yang diam-diam tumbuh berhenti
Dengan makhluk yang kaku tak berderak

Apa yang terjadi?
Tak satupun yang berkutik menghibur
Seseorang yang aku butuhkan,
tak lagi tampakkan dirinya
Lagu dengan dentuman kencang itu,
kini perlahan menjadi sendu setengah parau
dan kian lama tak berbunyi

Adakah yang salah saat ini?
Mengapa semua terdiam?
Terpaku tak menau
Dengan lorong nadi penuh histeri
Dimensi lain yang mulai jamahi
Prosenium yang penuh gempita tadi,
lambat laun mulai terpaku sengau
Ikut melarut dalam kelu,
ragaku yang mati
Inilah jiwaku, saat ku menyendiri

Thursday, October 13, 2011

Kehidupan Sebenarnya

Balutan kemeja yang setengah menyerpih
Dengan lipatan pelik setiap lengannya
Ngarai menoda yang selalu sertai
Dengan tetesan peluh yang lama menjadi danau

Tak luput juga kantong dosa pendustaan,
kebohongan
Yang tiap hari tak pernah lupa kau isi,
walau hanya satu mungkin beberapa
kepingan kecil logam dosa.

Tangan yang selalu menengadah mohon ampunan
Tapi diri tak kunjung sadar
Kau sucikan jiwamu dan nodai lagi

Karena inilah sesungguhnya
Kehidupan insan yang sedang berjalan

Dahulu lagi

Hempasan angin...
Dikala hampir menyayu sang mentari
Bersama dingin yang antusias
Hampir cahaya itu bermunculan,
persatu
Bahkan mega mulai mengatup

Dalam fajar yang terpekur,
disinilah aku
Dalam redup cahayamu
Senja lelahnya matamu
Aku masih tetap berdiri
Dari tenangnya benak kecamku
dan masih berharap membayang
Bahwa satu sinar dalam hidupku
kan benderang kembali, tak meredup
Dalam culasnya hidup sekalipun

Ku yakin, dan percayalah
Dirimu kan dulu lagi
Tuangkan setiap cerita hidupmu
ke cawan cerita hidupku

Muka Dua

Tenggang mendamba berpaling
Dengan dentuman berkejaran
Kehidupan separuh sengau
Dalam sorot mata tajam bertaut

Wahai disana,
yang sedang bertumpu bergidik
Alunan sendu bertabu musikmu
Dengan senyuman licik bersembunyi
Sehelai rombengan kain tampak kuyup
Raut misterius penuh bengis

Wahai disana...
siapa kau?

Dalam lamat yang lama memucat
Deruan kejam  yang sempat mendarat
Tampakanlah nyata dirimu!
Jangan hanya berkutik dalam kekurangan
Rasa iri yang mendalam
Dengan dua muka kebohonganmu
Ungkaplah kata sebenarnya,
dari sanubari yang terpojok bimbang

Ijinkan Ku Berucap

Haraplah dengar
Lirihan kataku berucap
Suatu yang kurasa
Dalam hening kepastian

Dengar ini
Mengertilah maksut
yang mungkin tak penting

Dalam binar mataku,
dapatkah kau baca isi benak yang tersimpan?
Mungkin mustahil
Mohonku,
haraplah dengar
harap ijinkan
Kataku berucap

Mereka, jiwa kita

"Dan ingatlah...
mereka bukan guratan tebal kata menyampah yang ada
dalam setiap lembaran hidupmu
yang hanya akan kau abaikan, kau buang percuma.
Mereka adalah petikkan kata bermakna dalam satu sobekan singkatnya hidupmu.
Walau begitu,
merekalah pengisi kekosongan hidupmu sesungguhnya."

Mereka, jiwa k.ita. Pengisi hidup kita

Monday, October 3, 2011

Waktu, hentikan langkahmu sejenak

Puisi ini, teruntuk teman-temanku kelas F. Yang telah berjuang bersama, raih segala tujuan cita. Entah aku tak tau mengapa waktu begitu cepat berlalu. Dengan menjadikan semua masa lampau, menjadi kenangan yang terkadang pahit dan terkadang manis untuk dikenang. Dengan segala kebodohan, tapi sejatinya itulah kita.  Terlalu erat untuk dipisahkan. Setelah lulus, entah kapan kita akan bertegur sapa lagi. Berat hati ini melepas kalian, kalian terlalu berarti! Karena kalian, telah jadi bagian dari hidupku. Aku terlalu sayang sama kalian! 


Andaikan aku bisa
Memutar roda waktu kebersamaan
Dimana kita bersama,
Dalam satu tangis haru
Berajut benang untaian kasih, dekapan
rangkulan, rengkuhan hangatmu
Kala kita duduk bersama terdiam, mengingat
Segala memori yang mengisi
Dengan tetes peluh kita coba pahami,
beribu kata, makna yang sulit tuk resapi

Tolong, jangan akhiri. Jangan berakhir sampai disini
Jangan pisahkan, jauhkan kami dari erat persahabatan kami
Sekalipun ini harus, sebisamu cobalah!
Jangan kau rapuhkan genggaman yang terikat ini
Walaupun takdir, tujuan mengharuskan
Cobalah sebisa dirimu,
hentikan langkah cepatmu sejenak!
Agar kami bisa isi penuh masa kehampaan dengan rasa kebersamaan yang telah lama menunggu
Buatlah semua bermakna, walaupun hanya singkat, hanya sedetik, hanya satu kedipan mata.

Pekikkan, ledakan tangis, kehilangan hati telah berisyarat
Kami ini keluarga, satu asa, terlalu erat untuk kau pisahkan

Cobalah lagi pelankan, lambatkan,
bahkan jika kau mampu hentikanlah sejenak langkahmu!
Jangan biarkan segenap kami gugur terjatuh lumpuh
Kau biarkan kami berlalu tanpa meninggalkan secuil asa,
sedikit harapan kami kembali berjumpa,
cita yang sempat singgahi relung harap

Tuhan...
harap izinkanlah sebentar bahkan selamanya,
genggaman ini selalu erat, terjang liku hidup
Untuk saling mengingat, duduk tertawa hadiri kembali
memori dahulu yang sempat iringi,
jadi saksi perjuangan peluh diri
Dan benak yang dulu kekanakkan
kini beranjak dewasa, bermetamorfosis
lebih mengerti arti hidup sesungguhnya,
mengerti arti kehilangan selanjutnya

Waktu, tolong hentikan sejenak langkahmu.

Wednesday, September 21, 2011

Di antara jingga, ungu, Berlukis kelabu



Langit kala itu,
Pudarkan semaraknya jingga keemasan
Lukiskan gumpalan hampa menoda
Curam menancap nyala lengkingan asa
Hijau nan damai gugur menyerentak
Tersibak
Jatuhkan senyuman, tawa
dari dahan mematah

Terus saja nodai putih suciku !
Dengan arsiran kelabu pekat meruntuh
Tohoklah saja sendi, rusuk harapku !
Dengan caci histeri nestapamu
Hidupku...
Usiklah saja semaumu !
Dengan goresan memar setiap nadiku

Dan dengan tanpa sendiri sadari
Di antara jingga, ungu
Berlukis sedikit kelabu
Aku jatuh tersungkur merapuh
Merebah erat
Dalam kelam naungan ambisimu

Tuesday, September 20, 2011

Kita tak terpisah, Kawan

Kawan,
Jangan lepaskan dalam kesendirian
Janganlah luka dalam sayatan
Bersatulah padu dalam alunan

Berilah kesetiaan penuh
Tanpa cuilan rapuh
Jadilah sandaran peneduh
Tanpa lemah lumpuh

Pernah penghasutan, kemunafikan hampiri
Tapi sadari,
Kita bukanlah demagogi !
Tapi harmoni sanubari

Memang,
Tersirat jelas kita tak sedarah
Tapi ikatan batin tak tergoyah
Dan genggaman, rengkuhan tak pernah rebah

Ingatan semu berbayang
Bila kau menghilang
Bersamalah selalu, tak bimbang
Hadapi liku, yang merintang

Sunday, September 18, 2011

Sesaat



Bagai komet dan bumi
Berpapas dalam elegi
Lewati ruang luas tak berharmoni
Dengan rotasi yang menguji

Berpapas dalam lamat
Enggan utarakan maksut singkat
Entah malu, entah enggan berisyarat
Dimana sosokmu, Komet?


Akankah engkau berbalik?
Walau hanya sedetik?
Dalam hening yang terusik
Jerit hampa memekik

Disini berharap menanti
Dengan batas dimensi
Bayang sesaat ilusi
Akankah kau kembali?

Dengan tangisan pilu
Berteman nebula semu
Inilah harapku
Kembalilah dirimu

Saturday, September 17, 2011

Perkenalanku

Sebelumnya aku udah pernah buat blog, but it was TOTALLY FAILED! Dan aku mengulang untuk membuat blog lagi dengan tema yang berbeda. Di blogku kali ini, aku lebih mengutamakan puisi, tentang perasaan pastinya. Dengan berbekal pengalaman kelamku jatuh bangun membuat puisi, kini aku bangkit. Maaf jika puisiku ini terlalu penuh dengan illusi dan khayalan belaka dan aku terlalu berbasa-basi. I'm a beginner! Aku mohon saran dan kritik agar aku bisa membuat puisi dengan lebih baik dan lebih tertata lagi. Aku juga meminta kritik dan saran, supaya aku lebih mahir dalam dunia blogging ini. Hope you enjoy it!
Thank's