Aku ini kecil
Sudah diajari pigmentasi
Rasakan kedamaian yang hanya sampai,
epidermis kulit
Ditumbuhkan dahan pendustaan, tiap
orang tak menau
Lalu ditancapkan sampai, bagian
terkecil urat nadi
Sudah cicipi karat mendarah dari satin
Kemarau tak bermusim,
sangkutkanku pada legam petang
Yang tadi jernih menjadi keruh terbakar
Merengkuh angkuh
Mengenang usang
Bengis mengantusias
Ambisi kefanaan, telah
butakannya
Dia tua tak berpikir
tak ajarkan kebenaran, pada
setelahnya
Aku yakin dia gagal menelaah lebih,
moral terkandung dalam hukum
Hanya berpedoman kelam mendendam
Hatinya tak bermata, apalagi
perasaan
Dia tak terketuk, melainkan
terkutuk. Ini bukan do'a, tapi mungkin
Maka dia tak punya mata hati, pintu hati, lebih
perasaan
Dia ada dalam naung hukum,
tapi tak dapat terapkan
Jabatan hanya pelengkap
Berpangkat hanya palekat
Heh, keriput!
Kau ajarkan apa?
Pertentangan. Aku pastikan,
aku tolak dengan sangat, dan
tanpa lagi mengiyakan
Tentukan salah atau benar,
aku dapat. Jangan remehkan
kecil aku seperti ini
Memang kau? Kau utuh keriput
Perasaanmu, jalan pikirmu,
kulitmu pun mengeriput
Lengkap! Kau menyedihkan
No comments:
Post a Comment